Rabu, 21 Oktober 2015

Aliran Struktural

Linguistik Strukturalis

Linguistik strukturalis merupakan perkembangan lanjut studi bahasa yang eksis sejak 1857 yang diprakarsai oleh Bapak Linguistik Modern Ferdinand de Saussure. linguistik strukturalis mendeskripsikan bahasa berdasarkan ciri khas yang dimiliki bahasa tersebut. Selanjutnya berkembang para tokoh penerus linguistik modern yang di antaranya berasal dari aliran Praha, aliran Glosematik, Bloomfield dan Strukturalis Amerika.

Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure (1857-1913) adalah bapak Linguistik Modern yang mengarang Course de Linguistique Generale.Dalam buku tersebut tersimpul empat gagasan penting sebagai berikut:

Ferdinand de Saussure
v  Bahasa dapat ditelaah secara sinkronik, yaitu diteliti berdasarkan kurun waktu penggunaannya pada zaman tertentu, dan juga diakronik yaitu penelitian pada sebuah bahasa yang diteliti dari sejarah penggunannya hingga masa kini.[
v  Perbedaan mengenai Langue dan Parole. Langue adalah keseluruhan sistem tanda bersifat abstrak yang digunakan sebagai alat komunikasi verbal antar manusia. Sedangkan parole adalah realisasi dari langue, sifatnya konkrit dan dapat diamati.
v  Bahasa mengandung sistem tanda linguistik yang bernama signifiant dan signifie. Signifiant adalah kesan bunyi yang timbul dalam benak manusia, sedangkan signifie kesan makna yang merujuk pada objek yang dimaksud.
v  Elemen bahasa seperti fonem, morfologi, dan sintaksis memiliki hubungan yang dinamakan Sintagmatik dan Paradigmatik.

Bersamaan dengan perjalanan Ferdinand de Saussure, perkembangan ilmu fonologi pun berkembang berkat Aliran Praha pada tahun 1926 yang terdiri  dari para tokoh linguistik bernama Vilem Mathesius, Nikolai S. Trubetskoy, Roman Jakobson, dan Morris Halle. Dalam perkembangan fonologi, mereka membedakan dengan tegas fonetik dan fonologi.

Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Di Amerika, Leonard Bloomfield (1877-1949) dan kawan-kawannya mengembangkan aliran linguistik struktural Amerika. Ciri utama pada aliran mereka yaitu menolak paham mentalistik dalam melihat fenomena berbahasa dan memihak pada aliran behaviorisme. Artinya, mereka lebih menekankan penelitian bahasa pada sesuatu yang bisa diamati secara empirik dan mengabaikan makna atau arti. Dan perkembangan para ahli linguistik di Amerika tergabung dalam The Linguistics Society of America di mana mereka melaporkan hasil kerja mereka dalam majalah berjudul Language.


Aliran Transformasi

Pengertian Transformasi Generatif


Aliran transformasional ini dipelopori oleh Chomsky. Avram Noam Chomsky adalah seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts. Salah satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata bahasa generatif. Chomsky dilahirkan di Philadelphia tahun 1928, di tengah keluarga Yahudi radikal keturunan Rusia. Ayahnya, William Chomsky merupakan seorang ahli bahasa Yahudi yang terkenal. Ketekunan Chomsky dalam membantu kegiatan kebahasaan yang dilakukan ayahnya, sedikit banyak telah menandai kecemerlangan daya intelektualnya dalam melakukan kajian kebahasaan di kelak kemudian hari. Sebagai mahasiswa di universitas Pennsylvania, Chomsky menjadi anak didik tokoh strukturalisme yang sering disebut memiliki pikiran radikal, yakni Zelling Harris. Disebut sebagai salah seorang tokoh pengembang strukturalisme, gagasan yang dikembangkan tidak sepenuhnya mengekor pada konsep pemula strukturalisme Amerika, yakni Leonard Bloomfield. Aliran transformasional merupakan reaksi dari faham strukturalisme.
Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit). Nama yang dikembangkan untuk model tata bahasa yang dikembangkan oleh Chomsky ini adalah Tranformational Generative Grammar tetapi dalam bahasa Indonesia lazim disebut tata bahasa transformasi atau tata bahasa generative. Asumsi yang mendasari pendekatan bahasa secara transformasional ini adalah sebagai berikut :

v  Bahasa merupakan satu produk kebudayaan yang kreatif manusiawi.
v  Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang berupa bunyi yang  dapat didengar, melainkan bahasa merupakan satu proses mentalistik yang  kelak kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar atau kelak dimanifestasikan dalam bentuk tulisan.
v  Bahasa merupakan satu proses produktif, sehingga metode analisis bahasa harus bersifat deduktif.
v  Formalisasi matematis dapat juga dikenakan pada formalisasi sistem produktif  bahasa.
v  Analisis bahasa tidak dapat dilepaskan dari hakikat bahasa yang utuh yakni bunyi dan makna.

Menurut Chomsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna. Setiap tata bahasa merupakan teori dari bahasa itu sendiri, dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu:

v  Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat- buat.

v  Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik.

Chomsky membedakan antara kemampuan (competence) dan perbuatan berbahasa (performance). Dalam tata bahasa transformasional ini kemampuanlah yang menjadi objeknya, meskipun perbuatan berbahasa juga penting. Competence adalah kemungkinan yang terwaris dan tersimpan dalam otak manusia itu memberikan kemungkinan kepadanya untuk melaksanakan proses berbahasa. Dengan kata lain competence adalah pengetahuan yang dimiliki oleh pemakai bahasa mengenai bahasanya. Ia berpendapat bahwa sebenarnya kalimat yang kita dengar dari seorang pembicara bahasa tertentu itu pada umumnya adalah kalimat-kalimat yang baru.

Sedangkan performance merupakan pencerminan dari competence, yang juga dipengaruhi oleh berbagai situasi mental dan lingkungan real seperti keterbatasan ingatan, keteledoran, kecerobohan dan sebagainya. Oleh karena itu, agar performance benar-benar merupakan pencerminan competence atau bunyi dan makna bersesuai dengan kaidah-kaidah competence, maka faktor- faktor ekstralinguistik tersebut sejauh mungkin dihindari. Dengan kata lain dapat kita katakan bahwa performance adalah pemakaian bahasa itu sendiri dalam keadaan yang sebenarnya.

Menurut aliran transformasi, sebuah tata bahasa hendaknya terdiri dari sekelompok  kaidah yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan kalimat yang tidak terbatas jumlahnya. Seseorang bisa membuat berbagai kalimat yang tidak terbatas jumlahnya dan bisa ia mengerti, yang mana sebagian besar kalimat tersebut barangkali belum pernah diucapkan ataupun didengar, kemampuan tersebut dinamakan aspek kreatif bahasa.

Secara umum transformasi generatif merupakan proses atau kaidah perubahan dari struktur dalam, menjadi struktur luar atau permukaannya, baik dalam menambah, mengurangi (penghilangan), permutasi, maupun pergantian. Teori transformasi generatif meninjau aspek bahasa berdasarkan sudut pandang bahasa itu sendiri, serta menelaah unsur-unsur dan fungsinya dalam bahasa yang diteliti. Beberapa ahli tata bahasa membuat batasan-batasan transformasi di bawah ini:

ü  Keraf ( 1980: 153) ―Transformasi adalah suatau proses merubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain, baik dari bentuk sederhana ke bentuk yang kompleks maupun dari bentuk kompleks ke bentuk yang sederhana.

ü  Samsuri (1981 :35) ―Transformasi adalah proses atau hasil pengubahan sebuah struktur kebebasan atau struktur yang lain menurut kaidah tertentu.

ü  Kridalaksana (1984 :198) ―Transformasi adalah kaidah untuk mengubah struktur gramatikal lain dengan menambah, mengurangi, atau mengatur kembali konstituen- konstituennya.

ü  Rosenbaun (1968 : 28) “Transformasi convert one sentences structure by performing verious operations on the constituens making up there tructure”. Terjemahannya: ―Transformasi adalah proses perubahan struktur dalam suatu kalimat ke dalam struktur luar atau struktur permukaannya.

 Kridalaksana, (1993,69) Tata bahasa transformasi generatif merupakan teori linguistik yang menyatakan bahwa tujuan linguistik ialah menemukan apa yang semesta dan teratur dalam kemampuan manusia untuk memahami dan menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal. Kalimat dianggap sebagai satuan dasar, dan hubungan antara unsur-unsur dalam struktur kalimat diuraikan atas abstraksi yang disebut kaidah struktur frase dan kaidah transformasi.

Sejarah Teori Transformasi Generatif

Selama puluhan tahun, linguistik struktural digandrungi para linguis modern sebagai satu-satunya aliran yang pantas diikuti dalam menganalisis bahasa. Kemudian pada tahun 1957, Aliran Transformational Generative Grammar atau dalam bahasa Indonesia lazim disebut tata bahasa transformasi, tata bahasa generatif atau tata bahasa transformasi klasik, lahir dengan terbitnya buku Noam Chomsky yang berjudul Syntactic Structure pada tahun 1957. Adanya sambutan yang berupa kritik dan saran atas kekurangan yang ada dalam teori itu menyebabkan munculnya lagi buku Chomsky pada tahun 1965 dengan judul Aspect of The Theory of Syntax. Dalam buku ini, Chomsky telah menyempurnakan teorinya mengenai sintaksis dengan mengadakan beberapa perubahan yang prinsipil yaitu sebagai berikut:

A.   Komponen semantis suatu deskriptif linguistik berbentuk seperangkat kaidah interpretatif yang beroperasi pada sintaksis kalimat-kalimat kaidah ini agak mirip dengan kaidah fonologis.

B.   Ada pembedaan antara struktur lahir dan batin. Struktur lahir jauh lebih menyerupai struktur yang oleh para strukturalis langsung diabstrakkan dari bentuk kalimat. Struktur batin merupakan abstraksi yang berbeda. tetapi dengan diakuinya struktur tersebut maka tersedia sistem yang lebih kaya untuk menganalisis dan menjelaskan hubungan timbal balik antara sintaksis dan semantik dalam kalimat-kalimat bahasa yang alami.

C.   Distribusi dari elemen-elemen sintaksis diubah secara bertahap yang memperkaya struktur frase atau struktur batin dengan mengorbankan kaidah trasformasi. Selanjutnya, trasformasi dikendalikan oleh struktur batin, dan kemudian dikemukakan bahwa trasformasi itu sendiri tidak mempunyai pengaruh terhadap makna kalimat. Kategori seperti negasi, pasif, pertanyaan, dan perintah serta hubungan subordinat dan koornidat secara formal diperkenalkan sebagai bagian dari kaidah trasformasi. Kaidah-kaidah ini kemudian dimasukkan ke dalam komponen dasar yang mengatur struktur batin dan leksikon bersama-sama dengan subkategorisasi nomina dan verba menjadi subkelas seperti nomina takterbilang dan nomina terbilang,verba transitif dan verba intransitif.

Teori dalam buku versi 1965 ini dikenal dengan nama “Standard Theory”.Kemudian dalam tahun 1972 diperkembangkan lagi dan diberi nama“Extended Standard Theory”, yang kemudian pada tahun 1975 direvisi lagi,dan diberi nama “Revised Extended Standard Theory”. Terakhir teori tentang tata bahasa transformasi ini direvisi lagi menjadi apa yang disebut“government and binding theory”. Pada mulanya teori tata bahasa ini dipakai untuk mendeskripsikan kaidah-kaidah bahasa Inggris, maka kemudian ketika para pengikut teori ini mencoba untuk menggunakannya terhadap bahasa-bahasa lain, timbullah berbagai masalah. Apa yang tadinya sudah dianggap kaidah universal ternyata tidak universal. Oleh karena itu usaha-usaha perbaikan telah dilakukan oleh parabekas murid atau bekas pengikut aliran ini. Umpamanya yang dilakukan oleh kaum semantik generatif, aliran tata bahasa kasus, dan aliran tata bahasa relasional. Di samping itu, adanya hubungan antara kemunculan tata bahasa transformasi generatif terhadap perkembangan tata bahasa bahasa Melayu  dengan merujuk kepada sejumlah kandungan yang terdapat dalam buku-buku yang berikut:
  1. Bahasa Melayu Syntax Some Aspects Of Its Standardization (1978), oleh Nik Safiah Karim.
  2.  Pengantar Teori Sintaksis Satu Pengenalan Konsep Tatabahasa Transformasi - Generatif (1980), oleh Arbak Othman.
  3.  Tatabahasa Dewan (1993), oleh Nik Safiah Karim et al.
  4. Binaan Dan Fungsi Perkataan Dalam Bahasa Melayu Satu Huraian dari Sudut Tatabahasa Generatif (1993), oleh Hashim Haji Musa.

 Ahli Bahasa Yang Beraliran Transformasional

Ahli bahasa yang beraliran transformasional ini antara lain: N. Chomsky, P. Postal, J.A. Fodor, M. Halle, R. Palmatier, J. Lyons, J.J. Katz, Y.P.B. Allen, P. Van Buren, R.D. King, R.A. Jacobs, J. Green, W.A. Cook (sebelum pindah ke tagmenik), dan lain-lain. Konsep-konsep linguistik modern seperti yang dikembangkan oleh Chomsky yakni teori transformasi generatif gemanya di Indonesia pada akhir tahun lima puluhan.

Pendidikan formal linguistik fakultas sastra dan pendidikan guru sampai akhir tahun lima puluhan masih terpaku pada konsep-konsep tata bahasa tradisional yang sangat bersifat normatif. Perkenalan konsep-konsep linguistik modern terjadi sejak kepulangan sejumlah linguis Indonesia dari Amerika yaitu Anton M. Moelyono dan T.W.  Kamil. Gorys keraf, Harrimukti Kridalaksana Merekalah yang pertama-tama memperkanalkan konsep-konsep fonem,morfem dan klausa.

Ciri- Ciri Aliran Transformasi

Sistem tata bahasa transformasi yang diasaskan oleh Chomsky ini walaupun merupakan lanjutan dari tata bahasa yang  dibangunkan bersama Harris, namun terdapat perbedaan pendapat dengan . Ternyata sistem tata bahasa berdasarkan Chomsky ini telah menarik perhatian ramai dan telah menerima kesinambungan berterusan yang ekstensif. Chomsky seterusnya menyatakan bahawa teorinya dapat memperlihatkan ciri-ciri universal dalam mengkaji semua bahasa manusia. Aliran transformasi muncul menentang aliran strukturalis yang menyatakan bahwa bahasa merupakan kebiasaan. Aliran ini mempunyai pandangan bahwa bahasa bersifat mentalistik dan kognitif.
Adapun ciri-ciri transformasi generatif adalah sebagai berikut:

a.    Berdasarkan paham mentalistik Aliran ini berpendapat bahwa proses berbahasa bukan sekadar proses rangsang tanggap semata-mata, akan tetapi justru menonjol sebagai proses kejiwaan. Aliran ini sangat erat dengan psikolinguistik. Proses berbahasa bukan sekadar proses fisik yang berupa bunyi sebagai hasil sumber getar yang diterima oleh alat auditoris, akan tetapi berupa proses kejiwaan di dalam diri peserta bicara. Oleh karena itu, aliran ini sangat erat kaitannya dengen subdisipliner psikolinguistik.
b.   Bahasa merupakan innate Kaum transformasi beranggapan penuh bahwa bahasa merupakan faktor innate (warisan/keturunan). Dalam hal ini, untuk membuktikan teorinya Chomsky dengan bantuan rekannya membuktikan bahwa struktur otak manusia dengan otak simpanse persis sama, kecuali satu simpul syaraf bicara yang ada pada struktur otak manusia tidak terdapat pada struktur otak simpanse. Itulah sebabnya simpanse tidak dapat berbicara seperti manusia, meskipun ia telah dilatih berkali-kali, karena hal itu tidak disebabkan oleh kebiasaan, akan tetapi harus ada faktor keturunan.
c.    Bahasa terdiri atas lapis dalam dan lapis permukaan Teori transformasional memisahkan bahasa atas dua lapisan, yakni deep structure (struktur dalam/ lapis batin) yaitu tempat terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya/ secara mentalistik; dan surface structure (struktur luar, struktur lahiriah) yaitu wujud lahiriyah yang ditransformasikan dari lapis batin.
d.   Bahasa terdiri atas unsur competent dan performance Sebagaimana yang telah kita sebutkan di atas, aliran transformasional memisahkan bahasa atas unsur competent yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang penutur tentang bahasanya termasuk kaidah-kaidah yang berlaku bagi bahasanya; dan performance yaitu ketrampilan seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut.
e.    Analisis bahasa bertolak dari kalimat Aliran ini beranggapan bahwa kalimat merupakan tataran gramatik yang tertingi. Dari kalimat analisisnya turun ke frasa dan kemudian dari frasa turun kata. Aliran ini tidak mengakui adanya klausa.
f.     Bahasa bersifat kreatif Ciri ini merupakan reaksi atas anggapan kaum struktural yang fanatik terhadap standar keumuman. Bagi kaum transformasional yang terpenting adalah kaidah. Walaupun suatu bentuk kata belum umum asalkan pembentukannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, maka tidak ada halangan untuk mengakuinya sebagai bentuk gramatikal.
g.    Analisis diwujudkan dalam diagram pohon dan rumus. Analisis dalam teori ini dimulai dari struktur kalimat lalu turun ke frase menjadi frase benda (FN) dan frase kerja (FV) kemudian dari frase turun ke kata.

Misalnya, jika kita mengambil kalimat ”The woman hugged the child”, menggunakan analisa frase kita dapat memberikan analisa sebagai berikut:
  1. Kalimat → frase kata benda (the woman) + frase kata kerja (hugged the child)
  2. Frase kata benda → artikel definit (the) + kata benda (woman)
  3. Frase kata kerja → kata kerja (hugged) + frase kata benda (the child)
  4. Artikel definit → the
  5. Kata benda → (woman, child)
  6. Kata kerja → (hugged )
Menggunakan aturan Chomsky, analisa terhadap kalimat akan terlihat seperti ini:
Kalimat → frase kata benda (the woman) + frase kata kerja (hugged the child)
  1. Frase kata kerja → kata kerja (hugged) + NP (the child)
  2. Frase kata benda → (dapat tunggal atau jamak: woman, women; child, children). Tunggal akan menjadi artikel definit plus kata benda. Jamak akan menjadi artikel definit plus kata benda plus ”bentuk jamak s”
  3. Artikel definit → the
  4. Kata benda → (woman, child)
  5. Kata kerja → (hugged, touched, watched, etc.)
  6. Keterangan waktu kata kerja (past and present)
  7. Tambahan kata kerja (will, can, ay, shall, must).


Aturan-aturan transformasi ini tidak akan digambarkan secara rinci disini (lihat Chomsky, 1968), tetapi fungsi mereka adalah mengakui sebagai sesuatu yang mengungkapkan penilai-penilai frase dan juga struktur gramatikal kalimat sehingga kita dapat memahami bunyi dan struktur kalimat ketika menganalisa struktur bahasa. Dalam pekerjaan selanjutnya, Chomsky menghubungkan analisa ini kepada psikologi kognitif dan pemahaman pikiran manusia (Chomsky, 1968).Gambar :  Analisa sebuah kalimat
Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi Aliran ini membedakan antara kalimat inti dan kalimat transformasional. Kalimat inti adalah kalimat yang belum dikenai oleh kaidah transformasi, mempunyai ciri-ciri (a) lengkap, (b) simpel (c) aktif (merupakan ciri pokok), (d) statement (e)positif (f) runtut (merupakan ciri tambahan). Kalimat transformasi merupakan kalimat yang sudah dikenai kaidah transformasi. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:


No.
Kalimat Inti
Kaidah Transformasi
Kalimat Transformasi
1
Lengkap
Pelepasan/delisi
Kalimat elips/minor
2
Simpel
Penggabungan
Kalimat Kompleks
3
Aktif
Pemasifan
Kalimat Pasif
4
Statement
Tanya
Kalimat Tanya
Perintah
Kalimat Perintah
5
Positif
Pengingkaran
Kalimat Ingkar
6
Runtut
Pembalikan
Kalimat Inversi
Contoh tulisan yang memakai teori transformasi generatif.
1. Welcome, Ahlan wa Sahlan, Selamat datang merupakan tiga unsur struktur permukaan yang          ditransformasikan dari satu struktur dalam yang sama.
2.  a. Mahasiswa melaksanakan rapat di ruang H4.
     b. Mahasiswa melaksanakan belajar di ruang H4.
Kalimat di atas dapat diubah menjadi kalimat transformasi dengan menggunakan kaidah penggabungan, yaitu: Mahasiswa melaksanakan rapat dan belajar di ruang H4.
3. Nita memukul lalat. Merupakan kalimat inti dengan berbagai ciri atau struktur yang tertera di atas. Kalimat tersebut dapat menjadi kalimat transformasional yaitu:
Ø  Lalat dipukul Nita. (pemasifan)
Ø  Nita tidak memukul lalat. (pengingkaran)
Ø  Pukulah lalat itu! (perintah)
Ø  Siapa yang memukul lalat? (penanyaan)
Ø  Memukul lalat Nita. (inversi)
4. Salah satu dari ciri transformasi generatif adalah bahasa bersifat kreatif, contohnya adalah : a. Peluhnya menganak sungai. b. Sampah telah menggunung di tepi jalan. Kata menggunung terbentuk dari kata gunung dan prefiks me- bermaksud menyerupai gunung.


5.  Adik menangis
Kalimat di atas dapat ditransformasikan dengan beberapa cara, antara  lain :
Dengan perubahan urutan kata, menjadi: Menangis adik.

Dengan perubahan intonasi, menjadi: Adik? Menangis ?

ANALISIS KALIMAT BERDASARKAN ALIRAN TRANSFORMASI

Dalam aliran struktural hanya ujaran saja yang termasuk dalam bahasa . dalam pengajaran bahasa teori struktural melahirkan metode langsung dengan pendekatan oral. Analisis struktur bahasa berdasarkan unsur langsung, unsur langsung adalah unsur yang secara langsung membentuk struktur tersebut. Ada empat model analisis unsur langsung, sebagai pengingat kami tampilkan salah satu unsur langsung model Nida, yaitu:
Contoh Kalimat:

Aliran transformasi tidak memakai analisis kalimat berdasarkan unsur langsung seperti di atas, tetapi analisis diwujudkan dalam diagram pohon dan rumus. Analisis dalam teori ini dimulai dari struktur kalimat lalu turun ke frase menjadi frase benda (FN) dan frase kerja (FV) kemudian dari frase turun ke kata, jadi tidak mengenal tataran klausa.
Selain itu aliran ini membedakan antara kalimat inti dan kalimat transformasional. Kalimat inti adalah kalimat yang belum dikenai oleh kaidah transformasi, mempunyai ciri-ciri (a) lengkap, (b) simpel (c) aktif (merupakan ciri pokok), (d) statement (e)positif (f) runtut (merupakan ciri tambahan).Berikut ini analisis kalimat aliran transformasi:

Analisis Kalimat :

Kalimat 1:                         
Saya membuka pintu

Kalimat transformasi dari kalimat inti saya membuka pintu dapat  menjadi berbagai kalimat seperti: Pintu dibuka oleh saya / Pintu saya buka. (pemasifan)
Saya tidak membuka pintu (pengingkaran)
Bukalah pintu itu ! ( perintah )
Siapa yang membuka pintu itu? (penanyaan)
Buka pintu. (pelepasan)
Pintu buka. (inversi)

Kalimat 2.
Ibu membuat bolu

Kalimat transformasi dari kalimat inti ibu membuat bolu dapat  menjadi berbagai kalimat seperti:  bolu dibuat oleh ibu / bolu ibu buat. ( pemasifan )
Ibu tidak membuat bolu. ( pengingkaran )
Buatlah bolu! ( perintah )
Siapa membuat bolu? ( penanyaan )
Buat bolu. ( pelepasan )
Bolu buat ( inversi )

Kalimat 3                
     Saya menyampaikan pesan kepada adik

Kalimat transformasi dari kalimat inti saya menyampaikan pesan kepada adik dapat  menjadi berbagai kalimat seperti:
Pesan saya sampaikan kepada adik/pesan disampaikan oleh saya  kepada adik. ( pemasifan )
Saya tidak menyampaikan pesan kepada adik. ( pengingkaran )
Sampaikan pesan kepada adik ! ( perintah )
Siapa yang menyampaikan pesan kepada adik ? ( penanyaan )
Sampaikan pesan kepada adik. ( pelepasan )
Sampaikan pesan. ( inversi )

Kalimat 4       
Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi

Kalimat transformasi dari kalimat inti kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi dapat 
menjadi berbagai kalimat seperti:
Kita tidak kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi. ( pengingkaran )
Kuliahlah dalam rangka meningkatkan kompetensi! ( perintah )
Siapa yang kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi ? ( penanyaan )
Kalimat 5        
 Kami mengerjakan tugas linguistik               
Kalimat transformasi dari kalimat inti kami mengerjakan tugas linguistik, dapat  menjadi berbagai kalimat seperti:
Tugas linguistik kami kerjakan / tugas linguistik  dikerjakan oleh kami. ( pemasifan )
Kami tidak mengerjakan tugas linguistik. ( pengingkaran )
Kerjakan tugas linguistik ! ( perintah )
Siapa yang mengerjakan tugas linguistik ? ( penanyaan )
Kerjakan tugas . ( pelepasan )
Tugas kerjakan. ( inversi )


Keunggulan dan Kelemahan Aliran Transformasional

v  Keunggulan Aliran Transformasi

a. Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan bukan fisik.
b.Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic competent dan linguistic performance).
c. Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang ada.
d. Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi dan perwujudan.
e. Dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif.

v  Kelemahan Aliran Transformasi

a. Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat.
b. Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.
c. Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure.