Pengertian
Transformasi Generatif
Aliran
transformasional ini dipelopori oleh Chomsky. Avram Noam Chomsky adalah seorang
profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts. Salah satu reputasi
Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata bahasa
generatif. Chomsky dilahirkan di Philadelphia tahun 1928, di tengah keluarga
Yahudi radikal keturunan Rusia. Ayahnya, William Chomsky merupakan seorang ahli
bahasa Yahudi yang terkenal. Ketekunan Chomsky dalam membantu kegiatan kebahasaan
yang dilakukan ayahnya, sedikit banyak telah menandai kecemerlangan daya
intelektualnya dalam melakukan kajian kebahasaan di kelak kemudian hari.
Sebagai mahasiswa di universitas Pennsylvania, Chomsky menjadi anak didik tokoh
strukturalisme yang sering disebut memiliki pikiran radikal, yakni Zelling
Harris. Disebut sebagai salah seorang tokoh pengembang strukturalisme, gagasan
yang dikembangkan tidak sepenuhnya mengekor pada konsep pemula strukturalisme
Amerika, yakni Leonard Bloomfield. Aliran transformasional merupakan reaksi
dari faham strukturalisme.
Konsep strukturalisme
yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan
(habit). Nama yang dikembangkan untuk model tata bahasa yang dikembangkan oleh
Chomsky ini adalah Tranformational Generative Grammar tetapi dalam bahasa
Indonesia lazim disebut tata bahasa transformasi atau tata bahasa generative.
Asumsi yang mendasari pendekatan bahasa secara transformasional ini adalah
sebagai berikut :
v Bahasa
merupakan satu produk kebudayaan yang kreatif manusiawi.
v Bahasa
bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang berupa bunyi yang dapat
didengar, melainkan bahasa merupakan satu proses mentalistik yang kelak
kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar atau kelak
dimanifestasikan dalam bentuk tulisan.
v Bahasa
merupakan satu proses produktif, sehingga metode analisis bahasa harus bersifat
deduktif.
v Formalisasi
matematis dapat juga dikenakan pada formalisasi sistem produktif bahasa.
v Analisis
bahasa tidak dapat dilepaskan dari hakikat bahasa yang utuh yakni bunyi dan
makna.
Menurut
Chomsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata
bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat
yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna. Setiap tata bahasa
merupakan teori dari bahasa itu sendiri, dan tata bahasa itu harus memenuhi dua
syarat, yaitu:
v Kalimat
yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa
tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat- buat.
v Tata
bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga istilah yang
digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya ini
harus sejajar dengan teori linguistik.
Chomsky
membedakan antara kemampuan (competence) dan perbuatan berbahasa (performance).
Dalam tata bahasa transformasional ini kemampuanlah yang menjadi objeknya,
meskipun perbuatan berbahasa juga penting. Competence adalah kemungkinan yang
terwaris dan tersimpan dalam otak manusia itu memberikan kemungkinan kepadanya
untuk melaksanakan proses berbahasa. Dengan kata lain competence adalah
pengetahuan yang dimiliki oleh pemakai bahasa mengenai bahasanya. Ia
berpendapat bahwa sebenarnya kalimat yang kita dengar dari seorang pembicara
bahasa tertentu itu pada umumnya adalah kalimat-kalimat yang baru.
Sedangkan
performance merupakan pencerminan dari competence, yang juga dipengaruhi oleh
berbagai situasi mental dan lingkungan real seperti keterbatasan ingatan,
keteledoran, kecerobohan dan sebagainya. Oleh karena itu, agar performance
benar-benar merupakan pencerminan competence atau bunyi dan makna bersesuai
dengan kaidah-kaidah competence, maka faktor- faktor ekstralinguistik tersebut
sejauh mungkin dihindari. Dengan kata lain dapat kita katakan bahwa performance
adalah pemakaian bahasa itu sendiri dalam keadaan yang sebenarnya.
Menurut
aliran transformasi, sebuah tata bahasa hendaknya terdiri dari sekelompok
kaidah yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan kalimat yang
tidak terbatas jumlahnya. Seseorang bisa membuat berbagai kalimat yang tidak
terbatas jumlahnya dan bisa ia mengerti, yang mana sebagian besar kalimat
tersebut barangkali belum pernah diucapkan ataupun didengar, kemampuan tersebut
dinamakan aspek kreatif bahasa.
Secara
umum transformasi generatif merupakan proses atau kaidah perubahan dari
struktur dalam, menjadi struktur luar atau permukaannya, baik dalam menambah,
mengurangi (penghilangan), permutasi, maupun pergantian. Teori transformasi
generatif meninjau aspek bahasa berdasarkan sudut pandang bahasa itu sendiri,
serta menelaah unsur-unsur dan fungsinya dalam bahasa yang diteliti. Beberapa
ahli tata bahasa membuat batasan-batasan transformasi di bawah ini:
ü Keraf
( 1980: 153) ―Transformasi adalah suatau proses merubah bentuk bahasa menjadi
bentuk-bentuk lain, baik dari bentuk sederhana ke bentuk yang kompleks maupun
dari bentuk kompleks ke bentuk yang sederhana‖.
ü Samsuri
(1981 :35) ―Transformasi adalah proses atau hasil pengubahan sebuah struktur
kebebasan atau struktur yang lain menurut kaidah tertentu‖.
ü Kridalaksana
(1984 :198) ―Transformasi adalah kaidah untuk mengubah struktur gramatikal lain
dengan menambah, mengurangi, atau mengatur kembali konstituen- konstituennya‖.
ü Rosenbaun
(1968 : 28) “Transformasi convert one sentences structure by performing verious
operations on the constituens making up there tructure”. Terjemahannya:
―Transformasi adalah proses perubahan struktur dalam suatu kalimat ke dalam
struktur luar atau struktur permukaannya‖.
Kridalaksana, (1993,69) Tata bahasa
transformasi generatif merupakan teori linguistik yang menyatakan bahwa tujuan
linguistik ialah menemukan apa yang semesta dan teratur dalam kemampuan manusia
untuk memahami dan menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal. Kalimat
dianggap sebagai satuan dasar, dan hubungan antara unsur-unsur dalam struktur
kalimat diuraikan atas abstraksi yang disebut kaidah struktur frase dan kaidah
transformasi.
Sejarah Teori
Transformasi Generatif
Selama
puluhan tahun, linguistik struktural digandrungi para linguis modern sebagai
satu-satunya aliran yang pantas diikuti dalam menganalisis bahasa. Kemudian
pada tahun 1957, Aliran Transformational Generative Grammar atau dalam bahasa
Indonesia lazim disebut tata bahasa transformasi, tata bahasa generatif atau
tata bahasa transformasi klasik, lahir dengan terbitnya buku Noam Chomsky yang
berjudul Syntactic Structure pada tahun 1957. Adanya sambutan yang berupa
kritik dan saran atas kekurangan yang ada dalam teori itu menyebabkan munculnya
lagi buku Chomsky pada tahun 1965 dengan judul Aspect of The Theory of Syntax.
Dalam buku ini, Chomsky telah menyempurnakan teorinya mengenai sintaksis dengan
mengadakan beberapa perubahan yang prinsipil yaitu sebagai berikut:
A.
Komponen semantis
suatu deskriptif linguistik berbentuk seperangkat kaidah interpretatif yang
beroperasi pada sintaksis kalimat-kalimat kaidah ini agak mirip dengan kaidah
fonologis.
B.
Ada pembedaan antara
struktur lahir dan batin. Struktur lahir jauh lebih menyerupai struktur yang oleh
para strukturalis langsung diabstrakkan dari bentuk kalimat. Struktur batin
merupakan abstraksi yang berbeda. tetapi dengan diakuinya struktur tersebut
maka tersedia sistem yang lebih kaya untuk menganalisis dan menjelaskan
hubungan timbal balik antara sintaksis dan semantik dalam kalimat-kalimat
bahasa yang alami.
C.
Distribusi dari
elemen-elemen sintaksis diubah secara bertahap yang memperkaya struktur frase
atau struktur batin dengan mengorbankan kaidah trasformasi. Selanjutnya,
trasformasi dikendalikan oleh struktur batin, dan kemudian dikemukakan bahwa
trasformasi itu sendiri tidak mempunyai pengaruh terhadap makna kalimat.
Kategori seperti negasi, pasif, pertanyaan, dan perintah serta hubungan
subordinat dan koornidat secara formal diperkenalkan sebagai bagian dari kaidah
trasformasi. Kaidah-kaidah ini kemudian dimasukkan ke dalam komponen dasar yang
mengatur struktur batin dan leksikon bersama-sama dengan subkategorisasi nomina
dan verba menjadi subkelas seperti nomina takterbilang dan nomina terbilang,verba
transitif dan verba intransitif.
Teori
dalam buku versi 1965 ini dikenal dengan nama “Standard Theory”.Kemudian dalam
tahun 1972 diperkembangkan lagi dan diberi nama“Extended Standard Theory”, yang
kemudian pada tahun 1975 direvisi lagi,dan diberi nama “Revised Extended
Standard Theory”. Terakhir teori tentang tata bahasa transformasi ini direvisi
lagi menjadi apa yang disebut“government and binding theory”. Pada mulanya
teori tata bahasa ini dipakai untuk mendeskripsikan kaidah-kaidah bahasa Inggris,
maka kemudian ketika para pengikut teori ini mencoba untuk menggunakannya
terhadap bahasa-bahasa lain, timbullah berbagai masalah. Apa yang tadinya sudah
dianggap kaidah universal ternyata tidak universal. Oleh karena itu usaha-usaha
perbaikan telah dilakukan oleh parabekas murid atau bekas pengikut aliran ini.
Umpamanya yang dilakukan oleh kaum semantik generatif, aliran tata bahasa
kasus, dan aliran tata bahasa relasional. Di samping itu, adanya hubungan
antara kemunculan tata bahasa transformasi generatif terhadap perkembangan tata
bahasa bahasa Melayu dengan merujuk kepada sejumlah kandungan yang
terdapat dalam buku-buku yang berikut:
- Bahasa Melayu Syntax Some Aspects
Of Its Standardization (1978), oleh Nik Safiah Karim.
- Pengantar Teori Sintaksis Satu Pengenalan
Konsep Tatabahasa Transformasi - Generatif
(1980), oleh Arbak Othman.
- Tatabahasa Dewan (1993), oleh Nik Safiah
Karim et al.
- Binaan Dan Fungsi Perkataan Dalam
Bahasa Melayu Satu Huraian dari Sudut Tatabahasa Generatif (1993), oleh
Hashim Haji Musa.
Ahli Bahasa Yang Beraliran Transformasional
Ahli
bahasa yang beraliran transformasional ini antara lain: N. Chomsky, P. Postal,
J.A. Fodor, M. Halle, R. Palmatier, J. Lyons, J.J. Katz, Y.P.B. Allen, P. Van
Buren, R.D. King, R.A. Jacobs, J. Green, W.A. Cook (sebelum pindah ke
tagmenik), dan lain-lain. Konsep-konsep linguistik modern seperti yang
dikembangkan oleh Chomsky yakni teori transformasi generatif gemanya di
Indonesia pada akhir tahun lima puluhan.
Pendidikan
formal linguistik fakultas sastra dan pendidikan guru sampai akhir tahun lima
puluhan masih terpaku pada konsep-konsep tata bahasa tradisional yang sangat
bersifat normatif. Perkenalan konsep-konsep linguistik modern terjadi sejak
kepulangan sejumlah linguis Indonesia dari Amerika yaitu Anton M. Moelyono dan
T.W. Kamil. Gorys keraf, Harrimukti Kridalaksana Merekalah yang
pertama-tama memperkanalkan konsep-konsep fonem,morfem dan klausa.
Ciri- Ciri Aliran Transformasi
Sistem
tata bahasa transformasi yang diasaskan oleh Chomsky ini walaupun merupakan
lanjutan dari tata bahasa yang dibangunkan bersama Harris, namun terdapat
perbedaan pendapat dengan . Ternyata sistem tata bahasa berdasarkan Chomsky ini
telah menarik perhatian ramai dan telah menerima kesinambungan berterusan yang
ekstensif. Chomsky seterusnya menyatakan bahawa teorinya dapat memperlihatkan
ciri-ciri universal dalam mengkaji semua bahasa manusia. Aliran transformasi
muncul menentang aliran strukturalis yang menyatakan bahwa bahasa merupakan
kebiasaan. Aliran ini mempunyai pandangan bahwa bahasa bersifat mentalistik dan
kognitif.
Adapun ciri-ciri transformasi generatif
adalah sebagai berikut:
a.
Berdasarkan paham
mentalistik Aliran ini berpendapat bahwa proses berbahasa bukan sekadar proses
rangsang tanggap semata-mata, akan tetapi justru menonjol sebagai proses
kejiwaan. Aliran ini sangat erat dengan psikolinguistik. Proses berbahasa bukan
sekadar proses fisik yang berupa bunyi sebagai hasil sumber getar yang diterima
oleh alat auditoris, akan tetapi berupa proses kejiwaan di dalam diri peserta
bicara. Oleh karena itu, aliran ini sangat erat kaitannya dengen subdisipliner
psikolinguistik.
b.
Bahasa merupakan
innate Kaum transformasi beranggapan penuh bahwa bahasa merupakan faktor innate
(warisan/keturunan). Dalam hal ini, untuk membuktikan teorinya Chomsky dengan
bantuan rekannya membuktikan bahwa struktur otak manusia dengan otak simpanse
persis sama, kecuali satu simpul syaraf bicara yang ada pada struktur otak
manusia tidak terdapat pada struktur otak simpanse. Itulah sebabnya simpanse
tidak dapat berbicara seperti manusia, meskipun ia telah dilatih berkali-kali,
karena hal itu tidak disebabkan oleh kebiasaan, akan tetapi harus ada faktor
keturunan.
c.
Bahasa terdiri atas
lapis dalam dan lapis permukaan Teori transformasional memisahkan bahasa atas
dua lapisan, yakni deep structure (struktur dalam/ lapis batin) yaitu tempat
terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya/ secara mentalistik; dan surface
structure (struktur luar, struktur lahiriah) yaitu wujud lahiriyah yang
ditransformasikan dari lapis batin.
d.
Bahasa terdiri atas unsur
competent dan performance Sebagaimana yang telah kita sebutkan di atas, aliran
transformasional memisahkan bahasa atas unsur competent yaitu pengetahuan yang
dimiliki oleh seorang penutur tentang bahasanya termasuk kaidah-kaidah yang
berlaku bagi bahasanya; dan performance yaitu ketrampilan seseorang dalam
menggunakan bahasa tersebut.
e.
Analisis bahasa
bertolak dari kalimat Aliran ini beranggapan bahwa kalimat merupakan tataran
gramatik yang tertingi. Dari kalimat analisisnya turun ke frasa dan kemudian
dari frasa turun kata. Aliran ini tidak mengakui adanya klausa.
f.
Bahasa bersifat
kreatif Ciri ini merupakan reaksi atas anggapan kaum struktural yang fanatik
terhadap standar keumuman. Bagi kaum transformasional yang terpenting adalah
kaidah. Walaupun suatu bentuk kata belum umum asalkan pembentukannya sesuai
dengan kaidah yang berlaku, maka tidak ada halangan untuk mengakuinya sebagai
bentuk gramatikal.
g.
Analisis diwujudkan
dalam diagram pohon dan rumus. Analisis dalam teori ini dimulai dari struktur
kalimat lalu turun ke frase menjadi frase benda (FN) dan frase kerja (FV)
kemudian dari frase turun ke kata.
Misalnya, jika kita mengambil kalimat ”The
woman hugged the child”, menggunakan analisa frase kita dapat memberikan
analisa sebagai berikut:
- Kalimat
→ frase kata benda (the woman) + frase kata kerja (hugged the child)
- Frase
kata benda → artikel definit (the) + kata benda (woman)
- Frase
kata kerja → kata kerja (hugged) + frase kata benda (the child)
- Artikel
definit → the
- Kata
benda → (woman, child)
- Kata
kerja → (hugged )
Menggunakan aturan Chomsky, analisa
terhadap kalimat akan terlihat seperti ini:
Kalimat → frase kata benda (the woman)
+ frase kata kerja (hugged the child)
- Frase
kata kerja → kata kerja (hugged) + NP (the child)
- Frase
kata benda → (dapat tunggal atau jamak: woman, women; child, children).
Tunggal akan menjadi artikel definit plus kata benda. Jamak akan menjadi
artikel definit plus kata benda plus ”bentuk jamak s”
- Artikel
definit → the
- Kata
benda → (woman, child)
- Kata
kerja → (hugged, touched, watched, etc.)
- Keterangan
waktu kata kerja (past and present)
- Tambahan
kata kerja (will, can, ay, shall, must).
Aturan-aturan transformasi ini tidak akan digambarkan secara rinci disini
(lihat Chomsky, 1968), tetapi fungsi mereka adalah mengakui sebagai sesuatu
yang mengungkapkan penilai-penilai frase dan juga struktur gramatikal kalimat
sehingga kita dapat memahami bunyi dan struktur kalimat ketika menganalisa
struktur bahasa. Dalam pekerjaan selanjutnya, Chomsky menghubungkan analisa ini
kepada psikologi kognitif dan pemahaman pikiran manusia (Chomsky, 1968).Gambar
: Analisa sebuah kalimat
Membedakan
kalimat inti dan kalimat transformasi Aliran ini membedakan antara kalimat inti
dan kalimat transformasional. Kalimat inti adalah kalimat yang belum dikenai
oleh kaidah transformasi, mempunyai ciri-ciri (a) lengkap, (b) simpel (c) aktif
(merupakan ciri pokok), (d) statement (e)positif (f) runtut (merupakan ciri
tambahan). Kalimat transformasi merupakan kalimat yang sudah dikenai kaidah
transformasi. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
No.
|
Kalimat
Inti
|
Kaidah
Transformasi
|
Kalimat
Transformasi
|
1
|
Lengkap
|
Pelepasan/delisi
|
Kalimat elips/minor
|
2
|
Simpel
|
Penggabungan
|
Kalimat Kompleks
|
3
|
Aktif
|
Pemasifan
|
Kalimat Pasif
|
4
|
Statement
|
Tanya
|
Kalimat Tanya
|
|
|
Perintah
|
Kalimat Perintah
|
5
|
Positif
|
Pengingkaran
|
Kalimat Ingkar
|
6
|
Runtut
|
Pembalikan
|
Kalimat Inversi
|
Contoh tulisan yang memakai teori
transformasi generatif.
1. Welcome, Ahlan wa
Sahlan, Selamat datang merupakan tiga unsur struktur permukaan yang ditransformasikan dari satu struktur
dalam yang sama.
2. a. Mahasiswa melaksanakan rapat di ruang H4.
b. Mahasiswa melaksanakan belajar di ruang H4.
Kalimat di atas dapat
diubah menjadi kalimat transformasi dengan menggunakan kaidah penggabungan,
yaitu: Mahasiswa melaksanakan rapat dan belajar di ruang H4.
3. Nita memukul
lalat. Merupakan kalimat inti dengan berbagai ciri atau struktur yang tertera
di atas. Kalimat tersebut dapat menjadi kalimat transformasional yaitu:
Ø Lalat
dipukul Nita. (pemasifan)
Ø Nita
tidak memukul lalat. (pengingkaran)
Ø Pukulah
lalat itu! (perintah)
Ø Siapa
yang memukul lalat? (penanyaan)
Ø Memukul
lalat Nita. (inversi)
4. Salah satu dari
ciri transformasi generatif adalah bahasa bersifat kreatif, contohnya adalah :
a. Peluhnya menganak sungai. b. Sampah telah menggunung di tepi jalan. Kata
menggunung terbentuk dari kata gunung dan prefiks me- bermaksud menyerupai
gunung.
5. Adik menangis
Kalimat di atas dapat ditransformasikan
dengan beberapa cara, antara lain :
Dengan perubahan urutan kata, menjadi:
Menangis adik.
Dengan perubahan intonasi, menjadi:
Adik? Menangis ?
ANALISIS KALIMAT BERDASARKAN ALIRAN
TRANSFORMASI
Dalam
aliran struktural hanya ujaran saja yang termasuk dalam bahasa . dalam
pengajaran bahasa teori struktural melahirkan metode langsung dengan pendekatan
oral. Analisis struktur bahasa berdasarkan unsur langsung, unsur langsung
adalah unsur yang secara langsung membentuk struktur tersebut. Ada empat model
analisis unsur langsung, sebagai pengingat kami tampilkan salah satu unsur
langsung model Nida, yaitu:
Contoh Kalimat:
Aliran transformasi
tidak memakai analisis kalimat berdasarkan unsur langsung seperti di atas,
tetapi analisis diwujudkan dalam diagram pohon dan rumus. Analisis dalam teori
ini dimulai dari struktur kalimat lalu turun ke frase menjadi frase benda (FN)
dan frase kerja (FV) kemudian dari frase turun ke kata, jadi tidak mengenal
tataran klausa.
Selain itu aliran ini
membedakan antara kalimat inti dan kalimat transformasional. Kalimat inti
adalah kalimat yang belum dikenai oleh kaidah transformasi, mempunyai ciri-ciri
(a) lengkap, (b) simpel (c) aktif (merupakan ciri pokok), (d) statement
(e)positif (f) runtut (merupakan ciri tambahan).Berikut ini analisis kalimat
aliran transformasi:
Analisis Kalimat :
Kalimat
1:
Saya membuka
pintu
Kalimat transformasi
dari kalimat inti saya membuka pintu dapat menjadi berbagai
kalimat seperti: Pintu dibuka oleh saya / Pintu saya buka. (pemasifan)
Saya tidak membuka pintu (pengingkaran)
Bukalah pintu itu ! ( perintah )
Siapa yang membuka pintu itu?
(penanyaan)
Buka pintu. (pelepasan)
Pintu buka. (inversi)
Kalimat 2.
Ibu membuat
bolu
Kalimat transformasi
dari kalimat inti ibu membuat bolu dapat menjadi berbagai kalimat
seperti: bolu dibuat oleh ibu / bolu ibu buat. ( pemasifan )
Ibu tidak membuat bolu. ( pengingkaran
)
Buatlah bolu! ( perintah )
Siapa membuat bolu? ( penanyaan )
Buat bolu. ( pelepasan )
Bolu buat ( inversi )
Kalimat
3
Saya menyampaikan pesan kepada adik
Kalimat transformasi dari kalimat inti
saya menyampaikan pesan kepada adik dapat menjadi berbagai kalimat
seperti:
Pesan saya sampaikan kepada adik/pesan
disampaikan oleh saya kepada adik. ( pemasifan )
Saya tidak menyampaikan pesan kepada
adik. ( pengingkaran )
Sampaikan pesan kepada adik ! (
perintah )
Siapa yang menyampaikan pesan kepada
adik ? ( penanyaan )
Sampaikan pesan kepada adik. (
pelepasan )
Sampaikan pesan. ( inversi )
Kalimat 4
Kita kuliah
dalam rangka meningkatkan kompetensi
Kalimat transformasi
dari kalimat inti kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi
dapat
menjadi berbagai
kalimat seperti:
Kita tidak kuliah dalam rangka
meningkatkan kompetensi. ( pengingkaran )
Kuliahlah dalam rangka meningkatkan
kompetensi! ( perintah )
Siapa yang kuliah dalam rangka
meningkatkan kompetensi ? ( penanyaan )
Kalimat
5
Kami mengerjakan tugas linguistik
Kalimat transformasi dari kalimat inti
kami mengerjakan tugas linguistik, dapat menjadi berbagai kalimat
seperti:
Tugas linguistik kami kerjakan / tugas
linguistik dikerjakan oleh kami. ( pemasifan )
Kami tidak mengerjakan tugas
linguistik. ( pengingkaran )
Kerjakan tugas linguistik ! ( perintah
)
Siapa yang mengerjakan tugas linguistik
? ( penanyaan )
Kerjakan tugas . ( pelepasan )
Tugas kerjakan. ( inversi )
Keunggulan dan Kelemahan Aliran
Transformasional
v Keunggulan
Aliran Transformasi
a. Proses berbahasa merupakan proses
kejiwaan bukan fisik.
b.Secara tegas
memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic
competent dan linguistic performance).
c. Dapat membentuk
konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang ada.
d. Dengan pembedaan
kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi dan
perwujudan.
e. Dapat menghasilkan kalimat yang tak
terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif.
v Kelemahan
Aliran Transformasi
a. Tidak mengakui
eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat.
b. Bahasa merupakan
innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan
atau dilatih mustahil akan bisa.
c. Setiap kebahasaan selalu
dikembalikan kepada deep structure.